3.1.a.9. Koneksi Antar Materi – Modul 3.1
Feni Febryani
Zaman_CGP Kelas F_SDN 079 Kopo Pajagalan
Kota Bandung_Jawa
Barat_Angkatan 4
Fasilitator: FAS017 -
IMRAN TULULI PPGP 4
PP: M. Nurul Huda
- Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi
Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Jawab: Pandangan Ki Hajar
Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana
sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil. Semboyan
terkenal dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya
Mangunkarsa, Tut Wuri handayani, yang memiliki makna bahwa pada saat seorang
pemimpin berada di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat
berada di tengah, maka dia harus bisa membangun motivasi/semangat. Pada saat
berada di belakang, maka seorang pemimpin harus bisa memberikan dukungan atau
motivasi. Sebagai seorang pendidik maka kita harus menyadari bahwa setiap anak
lahir di dunia ini dengan membawa kodratnya masing-masing. Sebagai guru
tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan segala kodrat yang ada pada
masing-masing anak didik kita. Kita hanya bisa mengarahkan dan memberikan
dorongan, supaya mereka tidak kehilangan arah pada saat mereka berproses. Kita
berikan mereka kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar sehingga hal ini akan
berdampak pada saat mereka belajar untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat
dan bertanggungjawab. Guru haruslah menjadi sosok yang bisa mengambil keputusan
yang berpihak pada murid dengan menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3
Prinsip dalam menyelesaikan dilemma, dan 9 langkah Pengambilan dan Penbujian
Keputusan yaitu sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi bahwa terdapat nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi ini.
2.
Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini.
3.
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
4.
Melakukan pengujian benar atau salah baik melalui uji legal, uji
regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran serta uji panutan atau idola.
5.
Melakukan pengujian paradigma benar atau salah yang memuat 4
paradigma yaitu : individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan
serta jangka pendek lawan jangka Panjang.
6.
Melakukan prinsip resolusi yakni berpikir berbasis hasil akhir,
berpikir berbasis aturan atau berpikir berbasis rasa peduli.
7.
Melakukan investigasi opsi trilemma.
8.
Membuat keputusan.
9.
Melaihat kembali keputusan kemudian merefleksikannya.
- Bagaimana nilai-nilai yang
tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita
ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawab: Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu
keputusan. Sebagai seorang pendidik seharusnya kita memiliki nilai-nilai
kebajikan yang tertanam dalam diri kita. Nilai kebajikan, kejujuran,
tanggungjawab, disiplin, toleransi, gotong royong dan kebaikan lainnya.
Nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh pada saat seorang pendidik
mengambil sebuah keputusan. Karena nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita
akan mendasari pemikiran kita dalam mengambil sebuah keputusan yang mengandung
Dilema Etika ataukah Bujukan Moral.
- Bagaimana kegiatan terbimbing
yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan
kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator
dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita
atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu
oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Jawab: Dalam proses pengambilan keputusan, terkadang ditemukan
permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan.
Apalagi bila keputusan yang diambil menyebabkan konflik. Tak seorang pun
sempurna sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita tentunya menghendaki
keberhasilan dalam memutuskan sesuatu yang penting. Pengambilan keputusan yang
baik salah satunya dapat dicapai melalui proses coaching. Melalui proses
coaching dapat memberikan manfaat berarti bagi peserta didik dalam
mengembangkan potensi diri yang dimilikinya termasuk dalam menemukan solusi
dari permasalahan yang dihadapinya sendiri. Apabila peserta didik memperoleh
coaching yang tepat, maka akan berdampak pada tercapainya kompetensi,
membangkitkan motivasi dan komitmen pada perubahan. Proses coaching ini sangat
efektif terutama dalam pengujian pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting
dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri
kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA,
kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat
pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila
dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian
keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan guru hendaknya dapat menuntun dan memberikan ruang
bagi murid untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan pengetahuan
baru yang didapatnya. Dengan begitu murid dapat belajar mengambil keputusan
yang sesuai dengan perspektif dirinya. Menjadi murid yang merdeka, kreatif,
inovatif, pribadi yang matang serta penuh pertimbangan dan cermat dalam
mengambil keputusan yang dapat menentukan bagi masa depan mereka sendiri.
- Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan?
Jawab: Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang pendidik harus
mampu memahami kebutuhan belajar murid-muridnya. Selain itu Pendidik juga harus
memiliki kompetensi sosial emosional, karena dengan memiliki keterampilan
mengelola sosial emosional tersebut maka seorang pendidik akan bisa mengambil
sebuah keputusan secara sadar (mindfulness).
Dengan demikian, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
- Bagaimana pembahasan studi
kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai
yang dianut seorang pendidik.
Jawab: Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran seorang Pendidik haruslah
memahami apakah kasus/masalah yang sedang dihadapi merupakan dilema etika
ataukah bujukan moral. Dengan nilai=nilai kebajikan yang dimiliki oleh seorang
Pendidik maka dia akan memiliki bekal untuk mengambil sebuah keputusan yang
bertanggungjawab.
- Bagaimana pengambilan keputusan
yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman.
Jawab: Agar seorang Pendidik bisa mengambil sebuah keputusan yang
tepat sehingga berdampak terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman
serta kondusif, pertama kali yang harus dilakukan oleh seorang Pemimpin
Pembelajaran adalah mengenali kasus atau masalah yang terjadi terlebih dahulu.
Apakah kasus tersebut termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Jika
termasuk dalam Dilema Etika, maka yang harus dilakukan adalah mengalisa kasus
tersebut dengan berdasar pada 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan
9 langkah pengambilan serta penujian pengamilan keputusan. Jika kasus tersebut
merupakan bujukan moral, maka cukup dengan menggunakan 9 langkah pengambilan
serta penujian pengamilan keputusan saja.
- Selanjutnya, apakah
kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk
menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?
Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawab: Kesulitan yang sering saya alami di lingkungan saya pada waktu
pengambilan keputusan adalah pada perasaan. Saya selalu merasa takut jika
keputusan yang saya ambil tersebut tidak berkenan di hati orang lain.
- Dan pada akhirnya, apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita?
Jawab: Sebagai seorang Pendidik dan Pemimpin Pembelajaran, tentunya
kita harus bisa menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi dengan sebuah
keputusan yang tepat. Tentu saja dengan tetap berdasar kepada 4 paradigma
dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil haruslah berpihak
kepada murid.
- Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau
masa depan murid-muridnya?
Jawab: Keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Salah satu contohnya
kasus dilemma etika menaikkan murid yang nilainya kurang namun rajin ke
sekolah. Jika kita tidak menaikkan murid tersebut tentu sangat berpengaruh pada
psikisnya, yang pasti akan mempengaruhi kehidupannya di masa depan mereka. Oleh
karena itu, sebagai guru kita harus mengambil keputusan yang berpihak pada
murid, agar dampak dari pengambilan keputusan yang kita ambil tersebut tidak
berdampak buruk pada masa depan murid kita.
- Apakah kesimpulan akhir yang
dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul-modul sebelumnya?