Monday, June 13, 2022

 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi – Modul 3.1

 

Feni Febryani Zaman_CGP Kelas F_SDN 079 Kopo Pajagalan

Kota Bandung_Jawa Barat_Angkatan 4

Fasilitator: FAS017 - IMRAN TULULI PPGP 4

PP: M. Nurul Huda



 

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Jawab: Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil. Semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani, yang memiliki makna bahwa pada saat seorang pemimpin berada di depan, maka dia harus bisa memberikan tauladan. Pada saat berada di tengah, maka dia harus bisa membangun motivasi/semangat. Pada saat berada di belakang, maka seorang pemimpin harus bisa memberikan dukungan atau motivasi. Sebagai seorang pendidik maka kita harus menyadari bahwa setiap anak lahir di dunia ini dengan membawa kodratnya masing-masing. Sebagai guru tugas kita adalah menuntun dan mengarahkan segala kodrat yang ada pada masing-masing anak didik kita. Kita hanya bisa mengarahkan dan memberikan dorongan, supaya mereka tidak kehilangan arah pada saat mereka berproses. Kita berikan mereka kebebasan dan kemerdekaan dalam belajar sehingga hal ini akan berdampak pada saat mereka belajar untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan bertanggungjawab. Guru haruslah menjadi sosok yang bisa mengambil keputusan yang berpihak pada murid dengan menerapkan 4 Paradigma Pengambilan Keputusan, 3 Prinsip dalam menyelesaikan dilemma, dan 9 langkah Pengambilan dan Penbujian Keputusan yaitu sebagai berikut.

1.        Mengidentifikasi bahwa terdapat nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2.        Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini.

3.        Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4.        Melakukan pengujian benar atau salah baik melalui uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran serta uji panutan atau idola.

5.        Melakukan pengujian paradigma benar atau salah yang memuat 4 paradigma yaitu : individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan serta jangka pendek lawan jangka Panjang.

6.        Melakukan prinsip resolusi yakni berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis aturan atau berpikir berbasis rasa peduli.

7.        Melakukan investigasi opsi trilemma.

8.        Membuat keputusan.

9.        Melaihat kembali keputusan kemudian merefleksikannya.

 

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Jawab: Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Sebagai seorang pendidik seharusnya kita memiliki nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita. Nilai kebajikan, kejujuran, tanggungjawab, disiplin, toleransi, gotong royong dan kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh pada saat seorang pendidik mengambil sebuah keputusan. Karena nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan mendasari pemikiran kita dalam mengambil sebuah keputusan yang mengandung Dilema Etika ataukah Bujukan Moral.

 

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Jawab: Dalam proses pengambilan keputusan, terkadang ditemukan permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil menyebabkan konflik. Tak seorang pun sempurna sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita tentunya menghendaki keberhasilan dalam memutuskan sesuatu yang penting. Pengambilan keputusan yang baik salah satunya dapat dicapai melalui proses coaching. Melalui proses coaching dapat memberikan manfaat berarti bagi peserta didik dalam mengembangkan potensi diri yang dimilikinya termasuk dalam menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya sendiri. Apabila peserta didik memperoleh coaching yang tepat, maka akan berdampak pada tercapainya kompetensi, membangkitkan motivasi dan komitmen pada perubahan. Proses coaching ini sangat efektif terutama dalam pengujian pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil. Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru hendaknya dapat menuntun dan memberikan ruang bagi murid untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekspresikan pengetahuan baru yang didapatnya. Dengan begitu murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan perspektif dirinya. Menjadi murid yang merdeka, kreatif, inovatif, pribadi yang matang serta penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan yang dapat menentukan bagi masa depan mereka sendiri.

 

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Jawab: Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang pendidik harus mampu memahami kebutuhan belajar murid-muridnya. Selain itu Pendidik juga harus memiliki kompetensi sosial emosional, karena dengan memiliki keterampilan mengelola sosial emosional tersebut maka seorang pendidik akan bisa mengambil sebuah keputusan secara sadar (mindfulness). Dengan demikian, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bisa dipertanggungjawabkan.


  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Jawab: Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran seorang Pendidik haruslah memahami apakah kasus/masalah yang sedang dihadapi merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai=nilai kebajikan yang dimiliki oleh seorang Pendidik maka dia akan memiliki bekal untuk mengambil sebuah keputusan yang bertanggungjawab.

 

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Jawab: Agar seorang Pendidik bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat sehingga berdampak terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman serta kondusif, pertama kali yang harus dilakukan oleh seorang Pemimpin Pembelajaran adalah mengenali kasus atau masalah yang terjadi terlebih dahulu. Apakah kasus tersebut termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Jika termasuk dalam Dilema Etika, maka yang harus dilakukan adalah mengalisa kasus tersebut dengan berdasar pada 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan serta penujian pengamilan keputusan. Jika kasus tersebut merupakan bujukan moral, maka cukup dengan menggunakan 9 langkah pengambilan serta penujian pengamilan keputusan saja.

 

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawab: Kesulitan yang sering saya alami di lingkungan saya pada waktu pengambilan keputusan adalah pada perasaan. Saya selalu merasa takut jika keputusan yang saya ambil tersebut tidak berkenan di hati orang lain.

 

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Jawab: Sebagai seorang Pendidik dan Pemimpin Pembelajaran, tentunya kita harus bisa menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi dengan sebuah keputusan yang  tepat. Tentu saja dengan tetap berdasar kepada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil haruslah berpihak kepada murid.


  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Jawab: Keputusan yang diambil oleh seorang Pemimpin Pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Salah satu contohnya kasus dilemma etika menaikkan murid yang nilainya kurang namun rajin ke sekolah. Jika kita tidak menaikkan murid tersebut tentu sangat berpengaruh pada psikisnya, yang pasti akan mempengaruhi kehidupannya di masa depan mereka. Oleh karena itu, sebagai guru kita harus mengambil keputusan yang berpihak pada murid, agar dampak dari pengambilan keputusan yang kita ambil tersebut tidak berdampak buruk pada masa depan murid kita.

 

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawab: Kesimpulan akhir yang dapat diambil dari Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul sebelumnya adalah Modul sebelumnya dan materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yaitu bertujuan untuk menuntun murid mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidupnya secara lahir maupun bathin. Baik untuk dirinya sendiri maupun di masyarakat. Sesuai dengan Pratap triloka yang di cetuskan oleh Ki hajar Dewantara dengan semboyannya.bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala proses dan potensi anak.